Monday, November 29, 2021
Monday, July 12, 2021
- 9:30:00 AM
- 0 Comments
credit : Lisa Runnels from Pixabay |
Buat yang saat ini ada di usia 23-29 tahun, pernah ga sih kalian ngerasain yang namanya kehilangan semangat masa muda?
Sejujurnya, saat ini gue lagi merasakan hal itu. Gue gatau ya, apakah ini cuma gue yang ngerasain, atau emang ini fase yang dialami oleh semua orang yang saat ini ada di usia tersebut. Akhir-akhir ini, ga sih, sebenernya udah cukup lama, sekitar 5 bulan ini, gue ngerasa yang namanya kehilangan masa muda.
Kayak udah bener-bener ga ada yang bikin gue semangat lagi, ga kayak dulu, ketika gue masih remaja, masih excited terhadap berbagai hal, suka nyoba hal baru, suka tantangan dan lain-lain. Sebenernya........sekarang pun gue masih suka tantangan, tapi limit capek gue semakin rendah. Gue kayak udah capek aja gitu sama yang namanya berjuang, capek ngadepin perubahan, capek ngadepin tantangan baru. Bahkan saat menulis ini pun, gue lagi cuti dari kerjaan karena gue ngerasa........capek.
Contoh simple nya, dulu gue suka banget nonton anime. Say it, hobi gue itu norak dan wibu abis. Tapi hal itulah yang bikin gue ngerasa semangat. Tapi udah 1 taunan ini, gue ga bisa menikmati anime. Gatau kenapa. Hal yang harusnya bikin gue ketawa, kini ga lagi bikin gue ketawa. Hal yang seharusnya bikin gue semangat, kini ga lagi bikin gue semangat. Gue bahkan pernah 1 hari nonton anime, disitu mata gue tertancap ke layar, tapi jujurly, gue ga inget apapun yang gue tonton.
Contoh lainnya, gue suka banget nulis cerita. Katakanlah novel, tapi udah 4 tahun lebih gue mengalami writer block, alias gue gabisa nemuin inspirasi, gabisa menemukan topic yang menarik dan ketika gue baca ulang tulisan gue (misalnya ada yang udah setengah jadi) gue merasa, gaya gue menulis semakin boring. Padahal, dulu, waktu masih remaja, gaya menulis gue tuh....ya menurut gue, oke. Tapi kali ini, gue kayak ga punya "jiwa" di tulisan gue.
Gue cuma bisa menulis kerjaan, dan alhamdulillahnya tulisan gue ga mati-mati amat disitu. Cuma, kadang tuh gue pengen mengalami kembali yang namanya semangat-semangat itu, kayak semangat gue melakukan sesuatu. Sesuatu yang ngasih gue "jiwa" penghidupan setiap hari.
Contoh lainnya adalah............suka ke orang. Entah udah berapa tahun, kayaknya gue udah gapernah lagi suka sama orang. Sekedar naksir aja ga. Ngeliat yang cakep juga sekarang biasa aja. Ngeliat yang baik juga hati gue biasa aja. Sometimes, gue ngerasa hati gue mati. Mati aja gitu, mati dalam kebosanan. Mati dalam jiwa yang tua.
Kalo curhat sama orang, jawaban mereka rata-rata sama.
Kalo ga "yaudah mau gimana?" atau ga "yaudah jalanin aja".
Ada juga sih beberapa orang yang ngasih gue semangat, tapi jujurly..............kalimat itu ga meresap ke gue. Kayak....orang bahkan udah gabisa mentransfer semangatnya lagi ke gue. Temen-temen pun semakin lama ya semakin gitu aja. Pada sibuk sama kerjaan, sibuk sama keluarga baru, nikah, punya anak. Sedangkan gue disini.........kayak ga bergairah ngapa-ngapain.
Dibilang pengen mati, ya............ga juga. Dibilang pengen idup, tapi kok ya setengah hati. Gue sampe pernah kepikiran, apa gue depresi? Apa gue frustasi? Tapi apa juga gitu yang menyebabkan gue depresi? Rasanya ga ada.
Hidup gue juga dibilang flat-flat banget engga. Banyak rintangan, banyak tantangan, banyak cobaan, banyak juga hal menyenangkannya. Tapi gue saat ini kayak capek menghadapi hidup yang banyak rintangan, banyak tantangan, banyak cobaan dan juga banyak menyenangkannya kek gini. Jiwa gue ilang entah kemana. Dan entah kenapa gue merasa kayak keilangan sesuatu.
Contoh kecil lagi nih, gue suka ngemil, dulu ngemil itu bawa kebahagiaan buat gue. Sekarang engga, bahkan ketika di supermarket, ngeliat cemilan gue ngerasa kayak "ga ah gue gamau". Makan pun begitu, sering juga gue makan sehari cuma sekali. Alesannya? Karena ya ga napsu aja. Makan pun seadanya aja.
Pernah ga sih kalian ngerasain gini?
Tuesday, December 1, 2020
- 7:31:00 AM
- 1 Comment
Jika
kamu adalah penggemar kpop atau setidaknya mengetahui segelintir tentang dunia
kpop, kamu pasti mengetahui bagaimana efek jika idol atau juga artis Korea
terkena suatu kasus dibanding jika artis-artis Indonesia terkena kasus. Jika
artis Indonesia terkena kasus, biasanya karir artis tersebut tidak langsung
hancur. Biasanya, artis tersebut hanya akan meredup selama beberapa saat
kemudian kembali bisa berkarir kembali di layar kaca maupun layar perak.
Sedangkan di Korea, jika seorang artis atau idol terkena kasus, maka karirnya
akan sulit kembali seperti semula atau bahkan menghilang. Mengapa Demikian?
1. Publik
Publik
Korea dan publik Indonesia memiliki cara pandang yang berbeda terhadap idol
atau artis. Jika di Indonesia, publik termasuk netizen yang cukup santai
menghadapi kasus seorang artis. Publik Indonesia biasanya hanya akan mengulik
suatu kasus yang membuatnya tertarik, namun apakah perilaku itu akan berubah
menjadi “suka” atau “tidak suka” biasanya bergantung dari seberapa parah kasus
yang sedang menimpa si artis. Jika sang artis dirasa publik Indonesia memiliki
pengaruh yang buruk, publik Indonesia cenderung hanya melewatkan segala konten
yang berkaitan dengan si artis sehingga si artis akan kehilangan pamor. Namun,
jika dirasa kasus si artis bukanlah masalah yang terlalu fatal, sang artis
biasanya hanya akan meredup namanya kemudian dapat melejit kembali
sewaktu-waktu jika dirasa sudah diterima kembali oleh publik Indonesia. Namun,
publik Korea memiliki penilaian yang lebih detail jika artis atau idol terkena
sebuah kasus. Publik Korea umumnya menginginkan sesosok publik figure yang
dapat menjadi contoh bagi masyarakat bagaimana caranya bersikap. Publik Korea
mengiginkan image yang bersih, baik dan sempurna. Bukannya berarti publik Korea
tidak mengetahui istilah “tidak ada manusia yang sempurna”, hanya saja sebagai
seorang public figure, mencontohkan perilaku yang baik adalah bagian dari
pekerjaan sang idol atau artis, sehingga, satu kesalahan saja sudah dapat
menghancurkan kepercayaan publik Korea akan kreadibilitas artis tersebut.
2. Brand
Hal
ini juga berpengaruh dari aspek lain seperti brand dan sponsor. Bila di
Indonesia, brand atau sponsor seringkali mencari public figure yang saat ini
sedang digandrungi oleh masyarakat, baik karena prestasi ataupun karena kasus.
Hal ini digunakan oleh brand Indonesia untuk mengambil perhatian yang saat ini
tertuju pada artis tersebut. Jika sang artis memiliki kasus yang sangat menarik
perhatian publik, maka apapun yang sang artis itu iklankan pasti akan di lihat
juga oleh publik, sehingga tidak jarang artis yang sedang terkena kasus justru
kebanjiran tawaran iklan. Namun, apakah semua brand Indonesia seperti itu?
Tentu tidak, ada juga beberapa brand yang tidak menginginkan brand nya dipakai
oleh artis yang bermasalah karena akan mencoreng nilai jual brand tersebut.
Akan tetapi, tidak jarang juga brand yang rela membayar artis yang sedang
terkena kasus untuk mencari perhatian pasar. Sedangkan di Korea, baik brand dan
sponsor sama-sama menginginkan citra yang baik. Untuk itu, jika seorang artis
atau idol memiliki sikap yang baik, track record prestasi yang baik apalagi
jika ditunjang wajah yang menarik, maka artis tersebut akan kebanjiran banyak
tawaran iklan. Namun ketika sang artis terkena kasus, maka brand tersebut bisa
jadi langsung memutuskan kontrak. Hal ini dikarenakan jika publik Korea sudah
tidak menyukai artis tersebut, maka bisa jadi publik Korea juga membenci apapun
yang artis itu gunakan, sehingga untuk menghindari hal tersebut, brand Korea
melakukan pemutusan kontrak.
3. Budaya Masyarakat
Setiap
masyarakat pasti memiliki budaya yang berbeda. Termasuk juga budaya bagaimana
image “artis” di dalam pikiran. Misalnya saja, pernahkan kamu menyadari mengapa
ada begitu banyak acar infotainment di Indonesia? Sedangkan jika dibandingkan
dengan Korea, acara infotainment bisa dikatakan tidak ada. Indonesia memiliki
kebudayaan untuk mengupas habis segala berita-berita seorang artis mulai dari
karir, prestasi hingga kehidupan pribadi sang artis. Entah sejak kapan hal ini
sudah menjadi bahan yang biasa di konsumsi publik selama bertahun-tahun. Karena
budaya infotainment seperti ini juga, akhirnya publik Indonesia lama kelamaan
menyadari bahwa apa yang ditunjukkan seorang artis di depan kamera akan berbeda
dengan apa yang terjadi di belakang kamera. Karena hal ini pula akhirnya
permintaan publik Indonesia akan image sempurna seorang artis pun menyusut.
Publik Indonesia mengerti betul bahwa artis memiliki masalah, perasaan dan
sifat yang sama dengan masyarakat pada umumnya. Hal inilah yang menjadi
penyebab bagaimana seorang artis yang bermasalah dapat berkarir kembali karena
sudah dimaafkan oleh publik. Positifnya adalah, jika sang artis mau berbenah
diri dan benar-benar menjaga perilakunya maka karirnya dapat terselamatkan.
Namun jika di Korea,
jarang orang Korea yang betul-betul penasaran dengan kehidupan pribadi sang
artis. Mereka lebih senang artis tersebut tersenyum di depan kamera, apapun
masalah yang mereka hadapi dan berperilaku positif, apapun tekanan yang sedang
mereka hadapi. Disatu sisi, sikap ini memang cocok sebagai batasan antara artis
dengan publik luar, namun disisi lain seringkali standart ini menjadi tekanan
terhadap si artis bagaimana dia harus tersenyum setiap hari terlepas dari
apapun masalah yang dia hadapi.
4. Agensi
Agensi
artis Indonesia dan Korea juga sangat berbeda. Jika agensi Korea cenderung
ketat dengan segala aturan yang wajib dijalani oleh sang artis, maka di
Indonesia artis memiliki beberapa hak yang tidak di miliki oleh artis Korea.
Contohnya saja penggunaan social media. Jika artis Indonesia rata-rata memiliki
social media tersendiri dan bebas memposting apa saja, maka berbeda dengan di
Korea. Bisa-bisa akun instagram yang mereka miliki tidak di posting oleh sang
artis melainkan managementnya. Contoh lainnya adalah artis Indonesia bebas
berkreasi seperti boleh membuka channel youtube sendiri, banting setir menjadi
influencer instagram atau boleh memiliki usaha bisnis sendiri. Sedangkan di
Korea, membuka channel youtube ataupun bisnis sendiri harus bernegosiasi dengan
agensi mereka terlebih dahulu, apakah mendapat ijin atau tidak, apakah
mengganggu karir mereka atau tidak dan sebagainya.
5. Usia Karir
Salah satu hal paling
menonjol dari perbedaan karir artis Indonesia dan Korea adalah usia karir. Jika
di Indonesia, artis-artis cenderung bisa aktif berkarir mulai dari usia tujuh
belas tahun hingga empat puluh tahun. Sedangkan di Korea, usia muda adalah usia
yang sangat di minati. Hal inilah yang membuat artis Korea banyak yang
mati-matian untuk karir mereka, karena mereka tahu usia karir mereka memiliki
batas. Katakanlah jika seorang idol Korea telah mencapai usia dua puluh tujuh
keatas, akan sulit bagi mereka untuk bersaing jika sebelumnya tidak memiliki
track record prestasi yang baik. Hal ini dikarenakan banyaknya pesaing mereka
yang muncul dengan usia muda, talenta yang berbeda dan image yang masih
“fresh”. Sedangkan di Indonesia, bisa dibilang justru seperti anggur, semakin
tua usia karirnya maka semakin mudah ia mencari brand atau sponsor. Hal ini
dikarenakan publik Indonesia sudah terlalu familiar dengan image artis
tersebut, sehingga memudahkan brand atau sponsor untuk berpromosi. Sedangkan
untuk artis Indonesia yang masih baru, ia harus berjuang dahulu agar namanya
semakin dikenal publik dan familiar di mata publik.
Monday, November 30, 2020
- 7:31:00 AM
- 1 Comment
Banyak
orang bilang, ketika memasuki dunia kerja, kamu tidak akan menemukan teman
sebagaimana kamu temukan semasa sekolah atau kuliah dulu. Apakah itu benar?
Yap, benar sekali! Meski tidak menutup kemungkinan kamu tetap bisa mendapatkan
teman kerja di lingkungan kantor, akan tetapi ada beberapa hal yang harus kamu
ketahui ketika memasuki dunia kerja nih, khususnya bagi kamu yang berstatus
Fresh Graduate dan ingin memasuki dunia kerja. Yuk cari tahu disini!
1. Tempat Dengan Tujuan
Ketika
kamu bekerja, kamu sudah ada di tempat dengan tujuan yang spesifik. Bila dulu
saat sekolah, semua sekolah memiliki tujuan yang sama yaitu meluluskan semua
murid dengan nilai yang baik. Ketika kamu berada di kampus, kampus memiliki
tujuan yang sama yaitu berhasil menjadi lembaga pendidikan yang mengeluarkan
lulusan terbaik. Lalu ketika di tempat kerja? Apa tujuannya? Nah, ketika berada
di tempat kerja, tujuan tempat kerjamu tentu akan berbeda dengan tempat kerja
di tempat lain. Misalnya saja, kamu berhasil diterima kerja di perusahaan start
up dan dibandingkan bila kamu berhasil diterima kerja di perusahaan besar yang
sudah memiliki nama. Kedua perusahaan ini akan memiliki tujuan yang berbeda.
Perusahaan startup mungkin saja memiliki tujuan untuk meningkatkan brand awareness kepada customer
sekaligus menekan penjualan. Sedangkan untuk perusahaan besar mungkin saja
memiliki tujuan untuk menjadikan brand nya masuk Top 10 Brand tahun ini atau
ingin melebarkan sayap perusahaannya dengan bekerja sama dengan perusahaan
lain.
Apapun
tujuan tujuan tempat kamu bekerja, kamu akan bertemu dengan orang-orang baru
dengan latar belakang yang berbeda-beda. Pada saat duduk di bangku kuliah
mungkin kamu bangga menjadi mahasiswa Informatika, akan tetapi ketika bekerja,
kamu juga harus tahu apa yang dilakukan orang-orang yang berkeja sama satu tim
denganmu. Kamu harus tahu apa tujuan perusahaan kamu dan bekerja sama dengan
orang-orang tersebut untuk meraih tujuan perusahaan tersebut. Ingat ya, bukan
tujuanmu sendiri, melainkan tujuan perusahaan. Singkirkan dulu idealisme mu dan
coba bekerja sama dengan baik dengan rekan-rekan kantormu. Mereka mungkin saja
bukan teman-temanmu hangout, tapi memiliki tim yang hebat dalam bekerjasama
juga tidak kalah menyenangkannya kok. Jadi, pahami betul apa tujuan perusahaan
tempatmu bekerja ya!
2. Ingat Goal Kamu
Ingat segudang keinginan kamu ketika belum bekerja? Ingin membeli gadget baru, ingin menaikkan haji orang tua, ingin membeli rumah, ingin mencicil motor ataupun mobil atau ingin sekalian mengumpulkan modal untuk bisnismu sendiri? Ketika bekerja, jangan semua dibawa perasaan ya, selain akan merepotkanmu sendiri, perasaan juga bisa jadi kabut penghalang kamu untuk mewujudkan keinginanmu. Mungkin teman-teman kantormu tidak terlalu cocok denganmu, akan tetapi, ingat kamu masih memiliki segudang list keinginan yang belum terwujud. Cobalah bertahan sejenak demi terwujudnya keinginanmu. Kamu pasti bisa!
3. Faktor-Faktor Kecil
Ketika
masa sekolah atau kuliah, seseorang seringkali mengajakmu berteman karena kamu
orang yang supel, asik, mudah bergaul ataupun gaul. Tapi ketika bekerja, hal
itu saja tidak cukup loh. Rekan-rekan kerjamu akan menghargai kamu jika kamu
bisa melakukan pekerjaan dengan baik ketimbang seberapa serunya kamu diajak
bergaul. Bisa saja kamu orang yang kikuk, pemalu, tidak mudah bercanda ataupun
tidak begitu gaul, akan tetapi kamu teliti dan dapat mengerjakan pekerjaan
dengan cepat dan tepat. Karena faktor kecil inilah yang akhirnya membuat
rekan-rekanmu di kantor jadi menyukaimu dan ingin berteman denganmu lebih jauh.
Jadi, jika kamu sudah memiliki bawaan sifat yang seru, jangan lupa mengupgrade
kualitas kerjamu juga ya! Dijamin deh rekan-rekan kantor akan langsung asyik
bergaul denganmu.
4. Sesuai Porsinya
Sudah
bekerja sekian bulan, tapi rasanya kok teman-teman kantor memang tidak bisa
cocok denganmu ya? Bercanda tidak nyambung, diajak seru-seruan tidak bisa
sedangkan jika terus-terusan bekerja lama kelamaan akan menjadi jenuh. Jika
memang kamu mengalami situasi seperti ini, maka lakukan sesuai porsi nya saja.
Ketika di kantor, berbicaralah dengan mereka hanya masalah pekerjaan. Lakukan
semua sesuai dengan porsinya dan jangan berlebihan. Tidak perlu memaksakan
membicarakan hobimu jika memang dirasa tidak bisa “nyambung”. Tidak perlu
memaksakan seleramu terhadap selera pembicaraan mereka. Tetap jaga hubungan
baik dengan rekan-rekan kerjamu di kantor.
5. Cari Dimana Saja
Jika
kamu masih merasa tidak seru dengan rekan-rekan di kantor, jangan khawatir,
kamu masih dapat menemukan teman dimana saja. Kamu bisa aktif berkenalan dengan
orang-orang baru yang memiliki tujuan yang sama sepertimu dengan mencarinya di
social media seperti LinkedIn ataupun instagram. Eits, berkenalan dengan teman
online tidaklah seburuk itu kok. Kamu harus berani mencoba berkenalan dengan
orang-orang baru agar cakrawala dunia mu tetap luas. Atau, jika senggang, kamu
bisa mencoba datang ke festival-festival tertentu yang dapat menambah
pengalamanmu. Misalnya saja, pergi ke festival Jepang, ke pameran mobil, ke
pameran bazaar buku ataupun gathering seminar. Intinya, jangan menutup dirimu
dari orang-orang di luar kantormu ya!
Sunday, October 4, 2020
- 11:33:00 AM
- 0 Comments
Wow udah lama banget kayaknya saya ga nulis di blog ini.
Yap, ini adalah postingan pertama (dan mungkin juga terakhir) di tahun 2020 ini.
Tahun ini memiliki banyak banget kejadian dan tahun ini bisa diakui sebagai tahun yang sangat melelahkan untuk saya pribadi. Di tahun ini, saya resmi melepas status fresh graduate saya setelah wisuda dan tahun ini adalah tahun pertama kali saya kerja. Tahun dimana saya sudah mulai membiayai hidup saya sendiri, hidup keluarga saya, membayar tagihan dan sebagainya. Tahun ini adalah tahun dimana saya resmi menggantikan posisi ibu saya sebagai tulang punggung keluarga.
Engga, engga, postingan ini ga berisi postingan sedih kok. Meski yah, memang, tahun ini memang tahun yang berat dan penuh dengan emosi. Eits, tapi bukan emosi marah ya, melainkan emosi dengan berbagai rasa heheheh. Mulai dari senang, bahagia, emosi, takut, cemas hingga ketenangan batin. Tahun 2020 ini juga saya merasakan yang namanya "resesi" atau krisis keuangan semasa bekerja. Dulu, waktu tahun 1998, saya masih berusia dua tahun dan ayah ibu saya yang merasakan resesi keuangan. Eh sekarang giliran saya ngerasain resesi hehehe
Blog ini adalah saksi bisu pertumbuhan saya sejak saya usia 17 tahun hingga sekarang 24 tahun. Kalau saya baca-baca ulang, seru juga membaca tulisan-tulisan sendiri. Sekarang saya telah jadi copywriter di salah satu perusahaan percetakan di Indonesia. Mulai dari belum paham apa itu SEO sampai sekarang yang sudah mulai paham lah meski belum ahli-ahli banget heheheh. Tapi, herannya saya masih aja gamau ubah blog ini jadi blog yang SEO oriented. Kenapa? Hmm.....mungkin ini satu-satunya wadah saya untuk bebas menulis apapun pikiran saya ya wkwk.
Sebenarnya, saya cukup frustasi di tahun 2020 ini. Rencana-rencana saya di tahun ini terpaksa harus ditunda mungkin sampai tahun 2021. Padahal, saya sudah merencanakan rencana-rencana saya itu sejak masih masa kuliah di tahun 2018. Tapi yah apa mau dikata, semua orang juga susah, semua orang juga berjibaku di keadaan seperti ini. Saya mau curhat sedikit, sedikit banyaknya saya kangen menulis di blog ini. Kalau ga ada pandemi ini, mungkin sampai sekarang blog ini belum juga tersentuh oleh saya.
Pandemi membuat saya melakukan hal-hal yang biasanya tidak saya lakukan jadi saya lakukan. Rajin cek blog, rajin menulis, rajin cek-cek part time dan sebagainya. Meski berat, memang sih, krisis ini pasti akan kita lewati juga. Jika kamu saat ini sedang stress sama keadaan ini, sama, saya juga kok. Tapi daripada stress, lebih baik coba pikirkan sisi positif dari hadirnya pandemi ini. Biar suasana hati jadi lebih baik :)
Thursday, November 21, 2019
- 7:40:00 AM
- 1 Comment
Wednesday, November 20, 2019
- 9:15:00 AM
- 0 Comments
- 8:15:00 AM
- 0 Comments
- 6:50:00 AM
- 1 Comment
Saturday, October 12, 2019
- 1:19:00 PM
- 0 Comments